EVOLUSI TEORI ORGANISASI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah mahluk social yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sautu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi. Dalam makalah ini telah disimpulkan definisi secara umum tentang organisasi yaitu kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan bersama. Sedikit kita melihat pada teori organisasi modern bahwa dimana organisasi itu bukanlah suatu sitem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka yang harus, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Dalam teori organisasi secara umum merupakan  suatu aspek analisis oraganisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Dengan tujuan teori sistem umum dalam organisasi ialah  penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titik awal.
Toeri organisasi yang ada pada sekarang ini merupakan hasil dari sebuah proses evolusi.  Selama beberapa dekade akademisi dan praktisi dari berbagai latar belakang telah mengkaji organisasi – organisasi. Tema utama dari penilaian kembali ini adalah bahwa organisasi-organisasi yang ada pada saat ini mencerminkan suatu pola perkembangan yang kumulatif. Berbagai teori di perkenalkan, dievaluasi, dan diperbaiki dari waktu ke waktu.
Ada dua dimensi dasar didalam evolusi teori organisasi, dan setiap dimensi mempunyai perspektif yang saling bertentangan. Dimensi pertama merefleksikan bahwa organisasi itu adalah sistem. Sebelum kurang lebih tahun 1960, teori organisasi cenderung didomonasi oleh perspektif tertutup. Organisasi-organisasi dipandang berdiri sendiri dan tertutup dari lingkungannya. Akan tetapi mulai sekitar tahun 1960, teori organisasi secara jelas mulai menerima perspektif sistem terbuka. Analisis-analisis yang sebelumnya hanya berfokus kepada karakteristik intern dari organisasi, kemudian berubah menjadi pendekatan yang menekankan pentingnya organisasi memperhatikan peristiwa dan proses yang terjadi di lingkungan ekstern.
Dimensi yang kedua berhubungan dengan hasil-hasil akhir dari struktur organisasi. Perspektif rasional menyatakan bahwa struktur organisasi dinyatakan dirasakan sebagai alat untuk mencapai tujuan – tujuan khusus secara efektif. Sebaliknya, perspektif sosial menekankan bahwa strujtur adalah hasil utama dari kekuaatan-kekuatan yang saling bertentangan dari para pengikut organisasi yang mencari kekuasaan dan kendali.
B.     Permasalahan
Permasalahan yang dibahas dalam makalah yang berjudul evolusi teori organisasi ini adalah:
-          Apa defenisi-defenisi tentang teori organisasi.
-          Bagaimana ciri-ciri organisasi.
-          Menjelaskan macam-macam teori organisasi.



BAB II
PEMBAHASAN
EVOLUSI TEORI ORGANISASI
Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu.  Teori berfungsi untuk membaca kenyataan empiris.  Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kacamata teori yang digunakan. Tanpa teori, buta tentang peristiwa empiris, sebaliknya tanpa berhadapan dengan peristiwa-peristiwa empiris, suatu teori lumpuh.  Ciri-ciri teori:
  1. Terdiri atas seperangkat proposisi (proposisi=pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih) yang saling berkaitan;
  2. Masing-masing proposisi atau defenisi atau konsef saling menerangkan (sehingga diperoleh gambaran yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa);
  3. Beberapa diantaranya dapat diuji secara empiris (metodologi penelitian).
 Fungsi teori:
  1. Eksplanatif (menjelaskan)-bersifat positif; ditentukan oleh: a) kesederhanaan strukturnya, b) kecermatan penjelasannya, c) relevansinya terhadap fenomena sosial yang berbeda-beda.
  2. Prediktif (peramalan/prakiraan)-bersifat probabilities; diterapkan dalam tiga jenis situasi: a) waktu yang akan datang, b) tempat yang berbeda, c) kelompok sosial yang lebih besar.
  3. Kontrol (mengendalikan)

Beberapa definisi tentang Organisasi:
            Menurut ERNEST DALE:
            Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu  struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

Menurut CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.

            Menurut KAST & ROSENZWEIG:
Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.
            Definisi UMUM:
“Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”
           
CIRI-CIRI ORGANISASI:
§        Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
§        Dikembangkan untuk mencapai tujuan
§        Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
§        Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.
Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika  Serikat. Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang  bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran,  pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu  yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.  Dus masalah organisasi adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.

1.                TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19).  Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa.. so.. la.. si..) dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah begitu juga dengan organisasi.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
            Defisi Organisasi menurut Teori Klasik:
Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama.
Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.

Empat unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
a.         Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b.        Kelompok orang
c.         Kerjasama
d.        Kekuasaan & Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok: Kekuasaan) Saling melayani) Doktrin) Disiplin)
Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
a.         Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b.        Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c.         Struktur (hubungan antar kegiatan)
d.        Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:
¨        BIROKRASI Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi
¨        ADMINISTRASI Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi.
¨        MANAJEMEN ILMIAH  Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi.
Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan “Mesir, Cina & Romawi”.

TEORI BIROKRASI

Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”.
Istilah BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL:
“Legal” disebakan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas.  Sedangkan “Rasional”  karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.
Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:

©                              Pembagian kerja
©                              Hirarki wewenang
©                              Program  rasional
©                              Sistem Prosedur
©      Sistem Aturan hak kewajiban
©      Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal

 

TEORI ADMINISTRASI

Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa  dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
HENRY FAYOL (1841-1925): Seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration industrtrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan baru dipublikasikan di amerika 1940.

14 Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi:

ª        Pembagian kerja
ª        Wewenang & tanggung jawab
ª        Disiplin
ª        Kesatuan perintah
ª        Kesatuan pengarahan
ª        Mendahulukan kepentingan umum
ª        Balas jasa
ª        Sentralisasi
ª        Rantai Skalar
ª        Aturan
ª        Keadilan
ª        Kelanggengan personalia
ª        Inisiatif
ª        Semangat korps

Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:

§        Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)
§        Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
§        Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal)
§        Kegiatan Keamanan
§        Kegiatan Akuntansi

§        Kegiatan Manajerial atau “FAYOL’s FUNCTIONALISM” yaitu:

a.         Perencanaan
b.        Pengorganisasian
c.         Pemberian perintah
d.        Pengkoordinasian
e.         Pengawasan

JAMES D. MOONEY & ALLEN REILLY :1931) Menerbitkan sebuah buku “ONWARD INDUSTRY” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi merupakan factor terpenting dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah organisasi menurut mereka adalah:
a.              Prinsip Koordinasi
b.             Prinsip Skalar & Hirarkis
c.              Prinsip Fungsional

 

MANAJEMEN ILMIAH

Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR).  Definisi Manajemen Ilmiah:
“Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”.
F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam tiga makalah: “Shop Management”, “The Principle Oif Scientific Management” dan “Testimony before the Special House Comitte”.  Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku “Scientific Management”.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen modern maka F.W. TAYLOR dijuluki sebagai “BAPAK MANAJEMEN ILMIAH”.
Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:
a.              Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan.
b.             Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
c.              Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
d.             Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah
Para teoritikus tipe 1 dikenal juga sebagai aliran klasik, mengembangkan prinsip atau model universal yang dapat digunakan pada semua keadaan.
  1.  Frederick taylor dan scientific manajemen
Frederic mengusulkan empat prinsip scientific management yang menurutnya akan menghasilkan kenaikan yang berarti dalam produktifitas : (1) penggantian metode kira-kira untuk menentukan setiap elemen daari pekerjaan seorang pekerja yang ditentukan secara ilmiah. (2) seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah; (3) kerjasama antara manajemen dan buruh untuk menyelesaikan tujuan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan ilmiah; dan (4) pembagian yang lebih merata diantara para manajer dan para pekerja. Jika ditinjau kembali, kita mengakui bahwa taylor menawarkan fokus yang terbatas mengenai organisasi.
  1. Henry fayol  dan prinsip organisasi
Fayol mencoba menggambarkan prinsip-prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh semua manajer.
 Fayol mengusulkan empat belas prinsip yang menurutnya dapat digunakan secara universal :
a.      Pembagian kerja  prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” adam smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan caara membuat para pekerja lebih efisien.
b.      Wewenang manajer harus dapat memberi perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya. Tetapi wewenang berjalan seiring tanggung jawab, jika wewenang digunakan, timbuulah tanggung jawab.
c.       Disiplin, para pegawai harus menghormati dan menghargai peraturan yang mengatur organisasi. Displin yang baik merupakan hasil kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang pengaturan organosasi serta penerapan hukum yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
d.      Kesatuan komando, pegawai seharusnya menerima perintah hanya darai seorang atasan.
e.       Kesatuan arah, setiap kelompok aktifitas organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus dipimpin oleh seorang manajer dengan menggunakan sebuah rencana.
f.        Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan individu, kepentingan seorang pegawai atau seorang kelompok, pegawai tidak boleh mendahulukan  kepentingan organisasi keseluruhan.
g.      Remunerasi, bekerja sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
h.      Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauhmana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah pengembalian keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah masalah proporsi yang tepat.
i.        Rantai skalar,  garis wewenang dari manajemen puncak sampai ketingkat paling rendah merupakan rantai skalar  komunitas yang mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta komunitas silang dapat diijinkan bila disetujui semua pihak.
j.        Tata tertib, orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dan waktu yang tepat.
k.       Keadilan, manajer  harus selalu baik dan jujur kepada bawahan.
l.        Stabilitas masa pekerja para pegawai, perputaran (turn over) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu ada pengganti
m.    Inisiatif, pegawai yang diijinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana harus berusaha keras.
n.      Esprit de corps, mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan dalam organisasi.
  1. Max weber dan birokrasi
Kontribusi utama yang ketiga yang dibuat oleh para teoritikus tipe 1 adalah struktur organisasi “ tipe ideal “. Weber mengembangkan sebuah model struktural yang ia katakan sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-organisasi tujuannya. Ia menyebut struktural ideal ini sebagai birokrasi . struktur tersebut dicirikan dengan adanya pembagian kerja, sebuah hirarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi (impersonal).

  1. Ralph C. Davis dan perencanaan rasional
Davis mengatakan bahwa tujuan utama sebuah perusahaan adalah pelayanan ekonomis. Tidak ada perusahaan yang hidup jika tidak dapat memberikan niai ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas yang dilakukan oleh para anggota nya untuk menciptakan produk atau jasa organisasi.

2.           TEORI NEOKLASIK
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada  “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.

HUGO MUNSTERBERG

Salah tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh factor social dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas.
Dalam pembagian kerja  Neoklasik memandang perlunya:
a.              Partisipasi
b.             Perluasan kerja
c.              Manajemen bottom_up
Tema utama diantara para teoritikus tipe 2 adalah pengakuan mengenai sifat sosial dan organisasi. Teoritikus – teoritikus tersebut, yang sering kali disebut sebagai yang membentuk aliran hubungan antara manusia (human relation school).
1.     Elton Mayo dan kajian hawthorne
Pada umumnya para ahli manajemen sepakat bahwa  kajian hawthrone memberi dampak dramatis pada arah manajemen dan teori organisasi. Kajian itu mengantarkan kita ke jaman humanisme organisasi, para manajer selalu memperimbangkan akibat terhadap kelompok kerja, sikap pegawai, dan hubungan para pegawai dan hubungan antara manajemen dan pegawai.

2.    Chester Bernand dan sistem kerja sama
Mempersatukan pandangan taylor, fayol, dan weber sebagai hasil kajian hawthorne membawa kita kepada kesimpulan bahwa organisasi meruppakan sistem kerjasama. Organisasi terdiri dari tugas-tugas yang harus dipertahankan pada suatu tingkat keseimbangan. 
3.        Douglas McGregor dan teori X- teori Y
Teori X ada empat asumsi yang dianut oleh para manajer :
a.       Para pegawai pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan jika munkin, berusaha menghindarinya.
b.      Kaarena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan – tujuan yang akan diinginkan.
c.       Para pegawai akan mengelakan tanggungjawab dan dan mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu munkin.
d.      Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas faktor lain berhubungan dengan pekerjaan dan hanya akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Kebalikan dari pandangan yang negative terhadap manusia McGregor menempatkan asumsi lain yang disebut teori Y.
a.       Para pegawai dapat melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang biasa seperti halnya istirahat atau bermain.
b.      Manusia akan menentukan arahnya sendiri dan mengendalikan diri, jika mereka merasa terikat kepada tujuan-tujuan.
c.       Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima, dan juga mencari tanggung jawab.
d.      Kreativitas yaitu, kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang baik tersebar luas pada seluruh populasi dan tidak selalu merupakan hak yang menduduki fungsi manajerial.
4.      Warren Bennis dan Birokrasi
Bennis mengatakan bahwa pengambilan keputusan pada birokrasi yang disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian kerja yang sempit diganti dengan struktur yang desentralisasi dan demokratis yang diorganisasi disekitar kelompok yang fleksibel. Pengaruh didasakan atas kekuasaan mulai diganti dengan pengaruh yang berasalkan dari keahlian. Webber yang beragumentasi bahwa birokrasi adalah organisasi yang ideal maka Warren Bennis menyatakan yang sebaliknya-kondisi saat ini menunjukkan bahwa bentuk organisasi ideal yang fleksibel.

3.           TEORI MODERN
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan  yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
  1. Herbert Simon dan Serangan Prinsip-Prinsip
Herbert menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan. Bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip-prinsip yang simplistik-baik dalam keragaman mekanistik maupun humanistik.
  1. Perspektif Lingkungan dari Katz dan Kahn
Dalam bukunya, The Social Psychology of Organizations, mereka memberikan deskripsi yang meyakinkan tentang keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika mereka ingin bertahan hidup.
  1. Kasus Teknologi
James Thompson, telah memberi alasan yang kuat mengenai pentingya teknologi di dalam menentukan struktur yang sesuai bagi sebuah organisasi. Seperti halnya di lingkungan tidak ada diskusi pada masa kini mengenai organisasi yang dapat dikatakan lengkap tanpa memperhitungkan teknologi dan kebutuhan bagi para manajer untuk memadukan struktur dan teknologi.
  1. Kelompok Aston dan Besaran Organisasi
Selain para pendukung lingkungan dan teknologi, para teoritikus tipe 3 mencakup mereka yang mendukung besaran (size) organisasi sebagai sebuah faktor penting yang mempengaruhi struktur.
Batas Kognitif Rasionalitas March dan Simon
Mereka beragumentasi bahwa mayoritas pengambilan keputusan memilih alternatif yang memuaskan alternatif yang cukup baik. Hanya pada kasus-kasus yang luar biasa mereka akan mencari dan meyeleksi alternatif yang optimal.
Organisasi Pfeffer Sebagai Arena Politik
Berdasarkan karya Simon dan March, Pfeffer manciptakan teori organisasi yang mencakup koalisi kekuasaan, konflik inherren atas tujuan, serta keputusan desain organisasi yang mendukung kepentinga pribadi dari mereka yang berkuasa.


Komentar

Postingan Populer