Dunia Shophie
Filsafat merupakan usaha untuk mengetahui
segala sesuatu sedalam-dalmnya dengan melibatukan akal pikiran, dan
satu-satunya yang kita butuhkan untuk menjadi seorang filosof yang baik ialah
rasa ingin tahu, baik untuk mengetahui segala sesuatu yang ada atau mungkin
ada.
Dalam novel “ Dunia Sophie “ menceritakan
tentang seorang gadis bernama Sophie Amundesend, anak dari seorang nahkoda
sebuah tengker minyak besar yang selalu berpergian sepanjang tahun, dan ibunya
bernama Helane Amndesend.
Suatu hari Sophie mendapat surat misterius
yang berisi sebuah pertanyaan sederhana, namun mampu mengganggu pikiran sophie,
dan menimbulkan rasa ingin tahunya tentang segalanya dari hal yang mendasar
yang selama ini tidak pernah dipikirkannya dan orang dewasa menganggap hal itu
biasa. Namun bagi seseorang yang berpikir secara filosofis itu merupakan hal
yang luar biasa. Layaknya rasa ingin tahu anak-anak kecil yang penuh dengan
rasa ingin tahu.
Dan pertanyaan yang membingungkan itu
antara lain :
1.
Siapa
Kamu ?????
2.
Dari
mana asalnya dunia ????
Dua pertanyaan itu coba dijawab Sophie,
dengan penelaran sendiri, Sophie berpikir bahwa dirinya adalah seorang anak
dari kedua orang tuanya yang mungkin menjadi orang lain jika saja namanya bukan
Sophie, dan semua itu merupakan awal Sophie belajar filsafat dari orang yang
tidak dikenalnya, dan semua pertanyaan-pertanyaan yang di berikan kepada Sophie
setiap harinya dijawab lagi melalui surat oleh pengirim.
Dan dari surat itu Sophie tahu bahwa
filsafat adalah rasa ingin tahu, bagaimana sebenarnya dunia itu ada segala
sesuatu yang ada didalamnya muncul. Dan cara paling baik untuk mendekati
filsafat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan filosofis.
Banyak orang menjalani kehidupan di dunia
dengan ketidak percayaan, seperti seorang pesulap yang menarik kelinci keluar
dari topinya yang kosong, kelici tidak bisa mempertanyakan apa ?, bagaimana ?,
dan apa ia dikeluarkan dari topi. Tapi bagi orang yang berfilsafat, kita selalu
menjadi bagian dari sesuatu yang misterius yang harus disibak dan dicari
kejelasannya.
Bayi-bayi memiliki rasa ingin tahu
terhadap segala sesuatu yang dianggap biasa oleh orang dewasa. Pertanyaan bayi
seringkali sama dengan pertanyaan filosofis yang tampaknya tidak penting namun
penuh dengan teka teki.
Bagi filosofis segala sesuatu yang terjadi
di muka bumi membutuhkan penjelasan, sejak sebelum Kristus lahir pikiran
manusia dipenuhi oleh pertanyaan-petanyaan hingga masa itu semua pertanyaan
yang diajukan manusia di jawab oleh berbagai agama dan penjelasan-penjelasan
agama ini disampaikan dari generasi ke generasi dalam bentuk mitos. Mitos bukan
jawaban atas semua rasa heran, tapi mitos hanyalah sebuah cerita mengenai
dewa-dewa untuk menjelaskan kehidupan berjalan seperti adanya..
Selama
ribuan tahun banyak sekali penjelasan mitologi bagi pertanyaan-pertanyaan yang
tersebar di dunia. Para filosof Yunani berusaha untuk menjelaskan bahwa
penjelasan-penjelasan ini tidak boleh dipercaya, untuk memahami cara berfikir
para filosof kita harus faham dulu bagaimana rasanya memiliki suatu lukisan
mitologi tentang dunia. Kita dapat mengambil contoh mitos Skandinavia, misalnya
tentang Dewa Thor dan palunya yang merupakan mitos yang menjelaskan tentang
bagaimana terjadinya hujan dan halilintar. Dan Thor dianggap sebagai dewa
kesuburan, dan mitos tersebut menjelaskan terjadinya perubahan musim. Mitos
memberikan penjelasan kepada orang-orang mengenai sesuatu yang tidak dapat
mereka pahami. Namun mitos bukanlah semata-mata penjelasan, karena bagi para
filosof semuanya membutuhkan pembuktian,
penelitian dan pejelasan.
Untuk memahami apa yang terjadi di
sekeliling kita, para filosof memiliki proyrek-proyrek untuk menangkap secara
tepat apa yang ingin mereka ketahui tentang alam dan isinya, serta bagai mana
semua itu terbentuk. Para filosof alam inilah yang memberikan penalaran ilmiah
yang menjadi awal kemunculan sains.
Ada peredaan mengenai sumber segala
sesuatu menrut Thales sumber segala sesuatu adalah air, sedengkan Anaximander
beranggapan segala sesuatu yang tidak terbatas adalah sumber dari segala
sesuatu. Namun Anaximenes menganggap uaplah atau udara yang menjadi sumber
segala sesuatu yang menjadi bahan dasar untuk mencitakan segala sesuatu yang
baru.
Segala sesuatu terus mengalir dan
mengalami perubahan terus menerus karena tidak ada yang menetap, menurut
Heraclitus dunia dicirikan dengan adanya kebalikan, dan tanpa kebalikan itu
dunia tidak pernah ada lain halnya dengan Empedocles yang menyimpulkan bahwa
satu zat dasar itu harus ditolak. Menurut Empedocles zat dasar itu terdiri dari
empat unsur yaitu tanah, udara, api, dan air. Semua peroses alam disebapkan
oleh menyatunya atau terpisahnya keempat unsur alam tersebut. Semua benda
merupakan campuran dari tanah, udara, api dan air namun dalam proporsi yang
beragam. Empedocles juga yakin bahwa ada dua kekuatan yang bekerja di alam,
yaitu perselisihan dan cinta. Cinta mengikat segala sesuatu dan perselisihan
memisahkannya.
Empedaocles percaya bahwa mata terdiri
dari tanah, udara, api dan airsehingga saat melihat segala sesuatu mata dapat
melihat apa yang berunsur tanah, mana yang berunsur udara, mana yang berunsur
api dan mana yang berunsur air.
Anaxagoras adalah filosof lain yang tidak
setuju bahwa satu bahan dasar tertentu dapat diubah menjadi segala sesuatu yang
kita lihat dialam ini. Justru Anaxagoras berpendapat alam diciptakan dari
partikel-partikel sangat kecil yang tidak dapat dilihat mata dan jumlahnya tak
terhingga. Hal yang sama juga dikemukakan Democritus bahwa partikel-partikel
kecil dalam alam juga merupakan unsur terkecil yang disebut atom, yang terdiri
dari proton, elektron dan neuron. Teori atom Democritus menandai berakhirnya
filsafat alam Yunani.
Komentar
Posting Komentar